Kepada Jupiter,
Sang pematah hati yang pura-pura tidak tau.
Ingatlah.
Ku harap kau akan selalu mengingatnya. Bahkan jika perlu catatlah.
Siapa juga yang mau mencatat hal terbodoh yang pernah ku lakukan itu.
Siapa juga yang mau menjadi pembaca tulisan terbodoh itu.
Siapa juga yang akan peduli dengan tulisan peringatan hari terbodoh itu.
Bahkan, jika aku tanyakan kepadamu sekali lagi.
Kamu akan tetap menjawab tidak,
Kamu akan selalu menjawab tidak dengan alasan yang membuat hati ini menjadi patah.
Kamu akan menjelaskan hal yang kamu anggap terbaik.
Tanpa sadar kamu sudah mematahkan harapan serta angan - angan ku sejak dulu.
Sakit,
tidak usah ditanya lagi dengan rasa perhatian.
Nyatanya,
kamu sendiri yang membuat keadaan seperti ini.
kenyataannya,
kamu sendiri yang memulainya.
Tidak, sepenuhnya adalah kesalahanku.
Rasa terlalu percaya akan dirimu membuat anganku semakin tinggi.
Membiarkan segala hal yang hanya akan terjadi di dalam mimpi terasa layaknya nyata.
Di dekatmu, hanya di dekatmu.
Bolehkah aku tertawa saat ini?
Aku ingin menertawakan betapa memalukannya diriku ini.
Aku malu.
Aku malu karena sudah mencintaimu.
Aku malu karena sudah beranggapan kalau kau juga merasakan hal yang sama.
Tepat hari itu, ada hati yang terluka
Pernyataan kamu sendiri.
Alasan gila yang dijadikan senjata lelaki untuk menolak.
Tidak salah memang.
Kamu melakukan hal yang benar.
Kamu mengatakan tidak, untuk mempertahankan hubunganmu dengan wanita lain.
Ya, sakit sekali.
Aku yang selalu berjuang untukmu disaat wanita itu tidak peduli dengan dirimu.
Aku yang rela menjadi pelampiasanmu ketika suasana hatimu berantakan karena wanita itu.
Kamu selalu memarahiku disaat rasa cemburu mu sendiri hadir.
Rasa cemburu yang ternyata bukanlah untukku.
Kamu marah jika aku tanya ;
"Ada apa lagi?"
Dan kamu selalu menjawabnya dengan ekpresi wajah kesal;
"Wajar kan kalo gue cemburu sama cewek gue?"
Aku hanya tertawa singkat.
Bahkan berkali-kali kamu menyakitiku,
semampuku,
aku akan tersenyum..
Mengertilah, dan lihatlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar