Laman

Sabtu, 11 Maret 2017

Kepada Jupiter : Patahan Kedua

Kepada Jupiter 
Sang pematah hati yang masih saja menggantungnya cintanya kepada Bintang gelap.

Entah sadar atau tidak, ada matahari yang menanti kamu berlari kearahnya. 


Bukan bermaksud untuk mengungkap segalanya. 

Aku, bagiku aku adalah matahari.

Kamu adalah planet Jupiter yang bahkan berjarak tidak cukup jauh dariku. 

Namun, kau masih terlalu jauh untuk berdampingan seperti harapanku. 

Ingatkah kamu, disaat tidak ada yang mau mendengarkan keluh kesahmu itu? 

Kamu selalu datang mencari matahari. 

Kamu selalu membutuhkan matahari dikala itu. 

Kamu menginginkan matahari ada di dekatmu untuk memancarkan panasnya. 

Kamu yang memaksa matahari untuk terbit disaat yang tidak seharusnya. 

Lalu dikala Bintang datang dengan sinarnya yang tidak begitu terang dibandingkan matahari, 

Kamu malah memilih Bintang. 

Melepaskan matahari yang bahkan menunggu kamu untuk berbalik. 

Matahari akan selalu mengalah dengan bintang. 

Akan seperti itu, 

Karena matahari tau yang paling bisa ia lakukan adalah mengalah. 

Berbagi kebahagiaannya untuk membuat Jupiter agar tetap disisinya. 

Bodoh memang jika menganggap diriku layaknya matahari. 

Aku tidak suka mengalah, 

Tapi aku masih melakukannya. 

Aku tidak suka dengan kebahagiaan yang didahului rasa sakit, 

Tapi aku masih melakukannya dalam diam. 

Haruskah aku menganggapku sebagai matahari di hidupmu? 

Bahkan, sinar matahari yang begitu terangnya dapat dikalahkan oleh bintang ketika malam hari. 

Jadi, izinkah aku kembali berjuang untukmu. 

Agar kamu tetap menjadi jupiterku. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar