Kepada Jupiter, yang masih menunggu Bulan tiada henti.
Angin malam kala itu tidak membuat tubuhku menjadi dingin. Bahkan suara hembusan angin kencang itu tidak juga membuatku beralih dari pijakanku.
Aku, sang penanti kamu masih berdiri disana kala itu.
Aku, yang nyata nya ingin ada untuk menghiburmu malam itu harus menelan sedikit kepahitan.
Kamu yang mengaku tengah kesepian memintaku untuk datang.
Aku datang dengan harapan baru.
Aku mengabaikan rasa cinta yang masih kamu berikan begitu besar kepada orang lain.
Aku malah datang dengan harapan rasa itu berbalik untukku.
Kata orang angan hanya akan menjadi angan.
Benar, aku mengakuinya.
Sejauh apapun aku peduli dan perhatian dengan dirimu yang nyatanya sahabatku sendiri.
Aku juga yang berjuang sendiri.
Mendengar kisah sedihmu karena kekasihmu mengabaikanmu.
Mendengar kisah dan rencana romantis yang akan kamu persiapkan untuk pacarmu.
Atau bahkan mendengar kamu mengkhawatirkan begitu dalam tanpa memikirkan kesehatan dirimu sendiri.
Kita berdua sama berjuang.
Tapi, kadang yang diperjuangkan malah acuh akan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar